Alun-Alun, Dari Warisan Sejarah Menuju Fasilitas Publik Ramah Lingkungan

42

Hariandepok.id | Minggu, 22 September 2024  – Rustam Hakim (1987) mengatakan bahwa, ruang umum pada dasarnya merupakan suatu wadah yang dapat menampung aktivitas tertentu dari masyarakatnya, baik secara individu maupun secara kelompok, dimana bentuk ruang public ini sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan.

Menurut sifatnya, ruang public terbagi menjadi 2 jenis yaitu :

1. Ruang public tertutup : adalah ruang public yang terdapat di dalam suatu bangunan
2. Ruang public terbuka : yaitu ruang public yang berada di luar bangunan yang sering juga disebut ruang terbuka (open space)

Sedangkan menurut bentuk dan aktifitas yang terjadi pada urban space, Lynch (1987) mengkategorikannya menjadi 2 (dua), yaitu lapangan (square) dan jalur/jalan (the street).Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa alun–alun merupakan ruang terbuka yang berbentuk lapangan.

Alun–alun pada umumnya terdapat di pusat kota sehingga dapat dikatakan  sebagai poros atau pusat kota tersebut berada.

Dalam sejarahnya alun – alun berfungsi sebagai tempat berkumpulnya masyarakat dalam rangka mendengarkan perintah atau undangan raja, selain itu juga sebagai tempat seni pertunjukan untuk hiburan bagi raja – raja.

Sekarang fungsi alun – alun berubah menjadi tempat berkumpul dan berinteraksi bagi para warga kota.

Alun – alun menjadi publik space untuk tempat berinterkasi, hiburan, bermain, berdagang, kegiatan pemerintahan, konser . Hal itu karena alun – alun yang berada di pusat kota sehingga menjadikan alun – alun mudah dijangkau oleh masyarakat. Berbeda dengan luar negeri yang terdapat plaza atau square, alun – alun di Indonesia berfungsi lebih luas dan lebih mengikat dalam budaya masyarakat.

Kondisi alun – alun di Indoensia memang berbeda – beda. Banyak alun – alun di Indonesia yang mengalami perombakan, perluasan, renovasi untuk menciptakan interaksi masyarakat dan juga wadah utama hiburan bagi masyarakat kota. Tetapi ada pula alun – alun yang hanya dibiarkan saja dan hanya sebagai simbol pusat kota.

Banyak alun – alun yang cukup menarik di Indonesia, antara lain alun – alun kota Batu dan alun – alun kota Bandung. Pada alun – alun kota Batu didesain menyerupai taman kota dengan banyak terdapat wahan permainan dan pendidikan. Sedangkan alun – alun kota Bandung didesain layaknya halaman rumah warga bandung. Walapun secara tema dan konsep kedua alun – alun tersebut memiliki perbedaan tetapi kedua alun – alun tersebut mampu mengikat interaksi masyarakat kota masing – masing dan sekitarnya.

Alun – alun kota batu sangat menarik, banyak permainan yang memanjakan anak – anak hingga dewasa. Saat saya berkunjung kesana terlihat antrinya untuk bermain  Ferris Wheel dan juga berbasah-basahan di air mancur yang memang disediakan secara terbuka. Terlihat banyak warga kota batu dan sekitarnya yang bercengkerama di bawah kerindangan pohon dan gemericik air mancur membuat semakin teduh kawasan itu. Terlebih fasilitas seperti toilet, ruang merokok, tempat sampah, ruang informasi yang telah disediakan sehingga menambah kesan ramah lingkungan dan ramah bagi pengunjung.

Berbeda dengan alun – alun kota Batu, alun – alun kota Bandung didesain sebagai ruang yang benar – benar terbuka dan hijau. Alun – alun tersebut dirancang oleh walikotanya Ridwan Kamil layaknya halaman rumah bagi warga kota bandung. Hal itu dikarenakan warga bebas masuk ke alun – alun tanpa membayar tetapi harus melepas sepatu untuk menjaga kebersihan karpet sintetis yang menyerupai rumput. Mereka berkumpul, berinteraksi, belajar, dan bermain bersama teman – teman maupun keluarganya tanpa khawatir kotor dan polusi udara. Ridwan Kamil berhasil menyediakan ruang spesial bagi warga kota bandung dan menciptakan ruang interaksi yang benar – benar nyaman bagi masyarakatnya.

Karena alun – alun dianggap sebagai wadah interaksi masyarakat kota, tak jarang kota – kota yang belum terdapat alun – alun ikut membangun alun – alun salah satunya Kota Depok. Kini Kota Depok memiliki 2 (dua) lokasi alun-alun sebagai wadah interaksi masyarakat Kota, yaitu lokasi pertama yang dibangun di wilayah Timur Kota Depok, tepatnya di Grand Depok City, Cilodong dan lokasi kedua yang baru saja diresmikan yaitu di wilayah Barat Kota Depok, tepatnya di Sawangan & Bojongsari.

Seperti yang terlihat sekarang, alun – alun menjadin pusat keramaian, pusat interaksi masyarakat walaupun letaknya berada di pinggir kota. Hal itu dikatakan bahwa dimanapun letaknya alun – alun, tempat tersebut mampu menarik perhatian warga untuk piknik di tempat tersebut.

Komentar

komentar

BAGIKAN