hariandepok.id | Selasa, 1 Juli 2025 — Ketimpangan akses pendidikan masih menjadi kenyataan di berbagai wilayah Kota Depok. Salah satu warganet dari Kecamatan Tapos menyuarakan keluhannya lewat media sosial: “Di tempat saya belum ada SMP dan SMA Negeri.” Komentar sederhana itu menyentuh perhatian Ketua DPRD Kota Depok, Ade Supriyatna.
Bang Ade, sapaan akrabnya, tak menampik kenyataan itu dan merespon langsung lewat akun sosial media pribadi miliknya (@bang_adesupriyatna). Ia membenarkan bahwa pemerataan sekolah negeri — baik SD, SMP, maupun SMA — memang masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi Pemerintah Kota Depok.
“Ini bukan sekadar data — ini realita. Banyak orang tua mengadu, di wilayahnya belum ada SMP negeri, atau SD terlalu jauh dari rumah,” tulisnya dalam tanggapan yang ia sampaikan secara terbuka di media sosial.
Ia menjelaskan bahwa DPRD bersama Pemkot Depok saat ini terus berupaya mencari jalan keluar terbaik. “Kami ingin memastikan dua hal: jika masuk sekolah swasta, biayanya terjangkau. Dan yang kedua, jarak ke sekolah tidak memberatkan anak-anak dan orang tua dari sisi transportasi,” ujarnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Depok mulai bergerak. Pemerintah sebelumnya sudah menambah unit sekolah baru dan melakukan perbaikan infrastruktur pendidikan dasar. Tahun ini, komitmen itu terus dilanjutkan, salah satunya dengan mendorong lebih banyak sekolah negeri serta memperkuat kolaborasi dengan swasta melalui Program Rintisan Sekolah Swasta Gratis (RSSG).
“Tidak semua anak bisa masuk sekolah negeri. Tapi mereka tetap harus bisa sekolah tanpa terbebani biaya. Itu semangat dari program RSSG. Kita bantu agar yang masuk swasta pun bisa difasilitasi,” terang Bang Ade.
Ia pun mengajak seluruh masyarakat untuk ikut mendoakan dan mendukung agar APBD Kota Depok dapat terus meningkat, sehingga dana yang ada bisa kembali memberi manfaat langsung kepada rakyat — terutama dalam bentuk pendidikan yang layak dan mudah diakses.
“Semua anak Depok berhak atas pendidikan yang dekat, layak, dan berkualitas. Akses pendidikan tidak boleh lagi jadi soal lokasi,” pungkasnya.
Melalui pesan yang tulus dan langkah nyata, Ade Supriyatna menunjukkan bahwa keadilan dalam pendidikan bukan sekadar janji — tapi perjuangan yang harus terus dikawal bersama.