Batik tidak hanya sekadar kain bermotif indah, tetapi juga cerminan budaya sekaligus peluang besar untuk menggerakkan ekonomi. Hal ini ditegaskan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Depok, Mohammad Fitriawan, saat membuka Pameran Batik Depok di The Margo Hotel, Kamis (02/10/25).
Menurut Fitriawan, batik mampu menjadi kekuatan ekonomi kreatif sekaligus pendorong tumbuhnya UMKM lokal. Karena itu, diperlukan sinergi lintas sektor agar upaya pelestarian batik selaras dengan pembangunan ekonomi masyarakat.
“Kita perlu memperkuat kolaborasi, baik antar dinas, antar daerah, maupun dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Pusat. Dengan cara itu, batik bisa memberikan kontribusi nyata menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Ia menjelaskan, Pemkot Depok telah berkomitmen memperluas promosi dan branding Batik Depok, bukan hanya di level nasional, tetapi juga internasional. Pemerintah daerah pun membuka ruang bagi para perajin untuk terus berinovasi dan bekerja sama dengan akademisi, komunitas kreatif, maupun dunia usaha.
“Pengembangan batik kami selaraskan dengan program pariwisata dan ekonomi kreatif, sehingga batik tidak hanya dipandang sebagai produk budaya, melainkan juga identitas daerah yang membangkitkan rasa bangga warga Depok,” jelasnya.
Fitriawan juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh perajin batik Depok dan jajaran Dinas Perdagangan dan Perindustrian, yang terus menghadirkan karya-karya baru sehingga Batik Depok semakin dikenal, dicintai, dan memiliki daya saing tinggi.
Bagi Fitriawan, batik adalah warisan tak ternilai yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya takbenda dunia. Lebih dari sekadar busana, batik merepresentasikan ekspresi seni, jati diri bangsa, dan nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi.
“Oleh karena itu, kita semua memiliki tanggung jawab menjaga sekaligus mengembangkan batik, termasuk Batik Depok,” tegasnya.
Dalam peringatan Hari Batik Nasional tahun ini, Kota Depok mengangkat tema “Jatuh Cinta pada Batik Depok, Warisan Leluhur di Setiap Helainya.” Tema tersebut, kata Fitriawan, adalah pengingat bahwa setiap motif batik menyimpan sejarah, filosofi, dan pesan luhur yang layak diwariskan kepada anak cucu bangsa.