Depok (18/10/2025) – Sebagai wujud komitmen memperkuat ketahanan pangan di tingkat lokal, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, terus menggencarkan program pemanfaatan lahan produktif dan gerakan menanam di lingkungan warga.
Melalui konsep pertanian perkotaan (urban farming), berbagai RW di Kalimulya kini aktif mengembangkan kebun sayur dan kolam ikan dengan dukungan penuh masyarakat serta Kelompok Wanita Tani (KWT).
Lurah Kalimulya, Abdul Qodir, menjelaskan bahwa inisiatif ini berfokus pada pemanfaatan lahan kosong agar tidak terbengkalai, melainkan ditanami tanaman konsumtif seperti cabai, tomat, bayam, dan kangkung.
“Contohnya di RW 3, warga menanam kangkung, bayam, tomat, hingga cabai, dan juga mengelola dua kolam ikan air tawar. Di RW 1, ada tiga kolam yang digunakan untuk budidaya ikan gurame,” ujar Abdul Qodir saat menghadiri kegiatan Kampung Proklim Kalimulya, Kamis (16/10/25).
Ia menambahkan, gerakan ini mendapat dukungan dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Depok yang menyalurkan 500 bibit cabai kepada KWT dan kader lingkungan untuk dikembangkan di pekarangan warga.
“Hampir seluruh bibit sudah ditanam. Antusiasme masyarakat luar biasa, hanya sedikit bibit yang tersisa karena warga langsung menanam di rumah masing-masing,” jelasnya.
Tidak hanya di area pemukiman, lahan di Kantor Kelurahan Kalimulya pun dimanfaatkan untuk menanam berbagai komoditas seperti cabai, tomat, terong, pare, dan pohon alpukat.
“Meski baru dimulai, kami yakin hasilnya akan nyata dan bisa menjadi contoh bagi warga sekitar,” tutur Abdul Qodir dengan optimisme.
Selain menanam langsung di tanah, warga juga diajak berinovasi dengan memanfaatkan barang bekas seperti galon dan botol air mineral sebagai wadah tanam. Cara sederhana ini tidak hanya efisien, tetapi juga sekaligus mengajarkan pentingnya pengurangan sampah plastik di rumah tangga.
“Kami ajak warga untuk tidak lelah menanam. Gunakan saja wadah sederhana—galon bekas pun bisa jadi pot cabai. Kalau mulai sekarang, lima bulan lagi sudah bisa panen sendiri,” ungkapnya.
Abdul Qodir menegaskan bahwa tujuan utama gerakan ini bukanlah mencari keuntungan, melainkan memenuhi kebutuhan pangan keluarga dan membantu menekan pengeluaran rumah tangga.
“Kita mulai dari kebutuhan dapur dulu. Kalau butuh cabai untuk masak, tinggal petik di halaman. Sederhana, tapi manfaatnya langsung terasa,” katanya.
Lebih dari sekadar program menanam, gerakan ini juga menjadi bagian dari dukungan terhadap Program Kampung Proklim (Kampung Iklim), sekaligus memperkuat kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan kemandirian pangan lokal.



































