Belajar Sejarah Islam Lewat Pameran Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal di Depok

2

Depok (24/10/2025) – Suasana Perpustakaan Kota Depok tampak berbeda pada pekan ini. Ruang baca yang biasanya dipenuhi pelajar kini menjadi tempat berlangsungnya pameran Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal, hasil kolaborasi antara Jam’iyyatul Qurra Wal Huffazh (JQH) Nahdlatul Ulama (NU) Kota Depok, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kementerian Agama RI, serta Pemerintah Kota (Pemkot) Depok.

Pameran yang digelar pada 22–24 Oktober 2025 ini menghadirkan perjalanan sejarah penulisan Al-Qur’an dari masa ke masa. Mulai dari masa Rasulullah yang belum menggunakan tanda baca, hingga mushaf klasik dari berbagai kerajaan Islam di Nusantara, semuanya tersaji dalam bentuk replika yang menarik untuk dipelajari.

Kayla, siswi SDN Mekar Jaya 28 Depok, tak bisa menyembunyikan antusiasmenya. “Senang banget bisa datang ke sini! Tempatnya nyaman dan banyak hal baru yang bisa aku pelajari,” ujarnya kepada berita.depok.go.id.

Salah satu koleksi yang paling menarik perhatian adalah naskah Al-Qur’an dari Kesultanan Bima, Nusa Tenggara Barat. Mushaf berukuran halaman 35×22 cm dengan teks 15×12,5 cm itu ditulis di atas kertas Eropa berpenanda “John Hayes 1815”. Naskah ini merupakan wakaf dari Hj. Siti Maryam Rakhmat Shalahuddin, putri ke-7 Sultan Bima, dan peninggalan Sultan Muhammad Shalahuddin—sosok ulama sekaligus ahli Al-Qur’an. Dalam bahasa Bima, mushaf tersebut dikenal dengan sebutan La Lino, dan konon menjadi Al-Qur’an yang digunakan sang sultan saat belajar mengaji di masa kecilnya.

Selain menyaksikan pameran, para pelajar juga berkesempatan membaca buku di area perpustakaan. “Anak-anak terlihat senang sekali. Selain membaca, mereka juga bisa belajar sejarah penulisan Al-Qur’an dari masa Rasulullah hingga era kerajaan Islam di Nusantara,” tutur Siti Aisyah, guru pendamping dari SDN Mekar Jaya 28 Depok.

Menurut Aisyah, kegiatan semacam ini tidak hanya memperluas wawasan siswa, tetapi juga menumbuhkan kecintaan terhadap literasi dan warisan budaya Islam. “Semoga kunjungan ini membuat mereka makin gemar membaca dan lebih mencintai Al-Qur’an,” harapnya.

Pameran Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal ini menjadi bukti bahwa belajar sejarah dan budaya Islam bisa dikemas dengan cara yang menarik dan edukatif, terutama bagi generasi muda.

Komentar

komentar

BAGIKAN