PKS Depok Tegaskan: Balai Kota Sudah Lama Jadi Tempat Pengajian dan Sholawat, Mari Jaga Persatuan Umat

7

Depok (30/10/2025) – Kegiatan Ngaji Bareng Gus Iqdam yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Depok di Kantor Wali Kota pada Jumat (24/10/2025) lalu menjadi momentum penuh berkah dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2025. Ribuan warga dari berbagai kalangan hadir dan mengikuti acara tersebut dengan khidmat.

Namun, di tengah suasana positif itu, beredar di media sosial sebuah narasi yang menyebutkan bahwa selama 20 tahun terakhir, tidak pernah ada kegiatan sholawatan di Balai Kota Depok. Narasi tersebut juga menyinggung seolah-olah kegiatan seperti itu baru bisa terlaksana setelah pergantian kepemimpinan di kota ini.

Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD Kota Depok dari Fraksi PKS, Habib Ghasim, dengan tegas meluruskan informasi yang berpotensi memecah belah umat tersebut.

“Informasi itu tidak benar. Sejak dulu, Balai Kota Depok terbuka untuk kegiatan dakwah, pengajian, dan sholawatan dari berbagai ormas Islam, termasuk sahabat-sahabat dari NU,” ujar Habib Ghasim.

Ia menegaskan, para Wali Kota Depok dari PKS justru senantiasa mendukung kegiatan keagamaan yang menumbuhkan cinta kepada Rasulullah ﷺ. Menurutnya, semangat syiar Islam di Depok bukanlah milik satu golongan, melainkan hasil kolaborasi seluruh umat.

“Kami bersyukur Depok dikenal sebagai kota religius. Siapa pun yang berdakwah dan mengajak warga mencintai Nabi Muhammad ﷺ adalah mitra dalam kebaikan. Dakwah itu bukan ajang kompetisi, tapi kerja sama membangun harmoni,” tegasnya.

Lebih lanjut, Habib Ghasim menjelaskan bahwa sejak akhir 2024, Pemkot Depok telah menghadirkan Depok Open Space — area publik di kompleks Balai Kota yang dirancang khusus untuk menampung kegiatan berskala besar, termasuk tabligh akbar, sholawatan, hingga kegiatan sosial-keagamaan lainnya.

“Sebelumnya, acara maulid dan sholawat banyak digelar di tingkat kelurahan dan kecamatan. Kini dengan adanya Depok Open Space, kegiatan besar bisa diselenggarakan di pusat kota,” jelasnya.

Habib Ghasim juga menambahkan bahwa fasilitas tersebut merupakan hasil kerja berkelanjutan dari kepemimpinan sebelumnya. “Apa yang bisa dilakukan sekarang, termasuk kegiatan sahabat-sahabat NU, adalah buah dari pembangunan dan kebijakan yang sudah dirintis sejak lama,” tuturnya.

Ia juga menepis klaim bahwa selama dua dekade tidak pernah ada kegiatan sholawatan di Balai Kota. Berdasarkan rekam digital, tercatat pada tahun 2015 telah digelar peringatan Maulid Nabi di halaman Balai Kota yang juga diisi dengan lantunan sholawat.

“Jadi, klaim bahwa ‘baru sekarang bisa sholawatan di Balai Kota’ itu tidak sesuai fakta. Mungkin sebagian hanya kurang mengikuti informasi saja,” ujar Habib Ghasim menegaskan.

Selain itu, ia mengungkapkan bahwa hubungan antara kader PKS dan para tokoh NU di Depok selama ini berjalan dengan baik. Di banyak kecamatan, pengurus PKS bahkan kerap diundang dalam kegiatan yang digelar oleh NU.

Menutup pernyataannya, Habib Ghasim mengajak seluruh umat Islam di Depok untuk memperkuat ukhuwah dan tidak mudah terprovokasi oleh narasi yang menyesatkan.

“Kita semua memiliki tujuan yang sama — menegakkan dakwah Islam dan menjaga persaudaraan umat. Jangan biarkan perbedaan politik memecah kita. Depok harus tetap menjadi kota yang religius, adem, dan bersatu,” pungkasnya.

Komentar

komentar

BAGIKAN