Depok (09/11/2025) – Indonesia kembali menyerukan percepatan kesetaraan gender dalam forum G20 Empowerment of Women Working Group (EWWG) dan G20 EMPOWER Alliance yang digelar di Johannesburg, Afrika Selatan. Dalam forum tersebut, Rinawati Prihatiningsih, Co-Chair G20 EMPOWER Indonesia, menyoroti hasil Global Gender Gap Report 2024 yang menunjukkan dunia baru menutup 68,5 persen kesenjangan gender, dan masih membutuhkan 134 tahun untuk mencapainya secara penuh.
“Kita tidak bisa menunggu 134 tahun untuk mencapai kesetaraan gender. Perempuan harus berperan dalam ekonomi masa depan, bukan nanti, tetapi sekarang,” tegas Rina dalam keterangan tertulis, Minggu (9/11).
Dorong Konsistensi Komitmen Global
Rina menekankan pentingnya menjaga kesinambungan program G20 EMPOWER agar kemajuan pemberdayaan perempuan tidak terhenti. Ia mengingatkan bahwa jeda aktivitas pada 2024 menjadi pelajaran penting untuk tidak kehilangan momentum global.
“Jeda pada 2024 menunjukkan bahwa momentum adalah aset berharga. Indonesia mengapresiasi Afrika Selatan yang kembali menghidupkan semangat kolektif ini,” ujarnya.
Selain itu, Rina mengapresiasi inisiatif Presidensi Afrika Selatan yang mengusung pendekatan positive masculinity—yakni mendorong keterlibatan laki-laki sebagai mitra sejajar dalam mencapai kesetaraan gender. Pendekatan ini dinilai sejalan dengan nilai gotong royong yang menjadi ciri khas Indonesia.
“Ketika perempuan dan laki-laki bergerak bersama, perubahan akan terjadi lebih cepat dan berkelanjutan,” tutur Wakil Ketua Umum IWAPI tersebut.
Perkuat Kolaborasi Global
Indonesia juga mendorong agar kemitraan publik-swasta dalam G20 EMPOWER dijadikan mekanisme permanen hingga tahun 2030 dan seterusnya. Di sela kegiatan, delegasi RI mengadakan pertemuan bilateral dengan Arab Saudi, Meksiko, Norwegia, dan Prancis untuk memperkuat sinergi dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya pemberdayaan perempuan lintas negara.
“Ketika perempuan maju, bangsa ikut maju. Indonesia hadir bukan sekadar sebagai peserta, tetapi sebagai mitra global yang aktif,” tegas Rina.
Fokus pada Peningkatan Partisipasi Perempuan
Delegasi Indonesia dalam forum ini dipimpin oleh Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Amurwani Dwi Lestariningsih, bersama Asisten Deputi PUG Bidang Ekonomi, Infrastruktur, dan Wilayah I, Eni Widiyanti, serta Sekretaris Pertama KBRI Pretoria, Anistasari Gustini.
Dalam paparannya, Amurwani menyoroti pentingnya meningkatkan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja hingga 25 persen, serta memperkuat kapasitas pengelolaan keuangan perempuan sebagai langkah konkret mengurangi kesenjangan gender.
“Sejak Brisbane Goal ditetapkan, negara-negara G20 telah berupaya menurunkan kesenjangan gender dalam angkatan kerja. Hasilnya, kesenjangan itu berhasil ditekan dari 22,2 persen pada 2012 menjadi 18 persen pada 2024,” ujar Amurwani, mengutip Antara.
Ia menambahkan bahwa meski sejumlah negara anggota G20 menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengatasi hambatan struktural, kesetaraan tersebut belum tercapai secara merata. Di Indonesia, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan masih sekitar 50 persen, jauh di bawah TPAK laki-laki yang melampaui 80 persen.
Dengan seruan tersebut, Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan kesetaraan gender—bukan hanya sebagai agenda nasional, tetapi juga sebagai gerakan global yang memastikan perempuan dapat berperan penuh dalam pembangunan dan ekonomi masa depan.






































