Kolaborasi Darurat Konservasi: Kemenhut Gandeng Tim Vantara India Perangi Virus EEHV yang Ancam Gajah Sumatera

4

Depok (23/12/2025) – Kementerian Kehutanan (Kemenhut) Republik Indonesia melancarkan upaya serius dan cepat untuk membendung ancaman infeksi Elephant Endotheliotropic Herpes Virus (EEHV), yang telah menyebabkan kematian pada Gajah Sumatera. Kemenhut menjalin kerja sama strategis dengan Tim Vantara India, sebuah pusat penyelamatan satwa liar raksasa yang dikenal memiliki Rumah Sakit Gajah tercanggih di dunia.

Langkah ini merupakan tindak lanjut dari arahan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni pasca meninggalnya Gajah Sumatera bernama Laila akibat EEHV di PKG Sebanga, Bengkalis. Menteri Juli Antoni secara langsung meminta bantuan untuk mendatangkan dokter gajah dari Vantara.

Direktur Jenderal KSDAE Kemenhut, Satyawan Pudyatmoko, mengonfirmasi kunjungan Tim Vantara dan Fauna Land Indonesia ke Taman Wisata Alam (TWA) Buluh Cina, Riau, untuk melakukan analisis medis dan menyusun tindakan pencegahan.

“Tujuannya untuk bersama-sama mengevaluasi kondisi Gajah yang ada di captivity… karena kita tahu beberapa waktu lalu ada kejadian, misalnya anak gajah yang meninggal karena virus EEHV yang itu akan kita cegah,” ujar Satyawan.

Harapan Anti-Virus Gratis dan Capacity Building

Menteri Kehutanan sebelumnya telah mengindikasikan adanya prospek positif terkait penemuan anti-virus dari India.

“Saya sudah kontak teman di India bisa menemukan anti-virus itu, tinggal studynya apakah cocok atau tidak dengan gajah kita. Cuman saat ini sudah ada progres. Mereka bahkan mau ngasih gratis jika cocok dengan gajah kita,” kata Menteri Juli Antoni.

Satyawan menjelaskan, kerja sama ini juga mencakup transfer pengetahuan dan peningkatan keterampilan (capacity building) bagi para mahout (pawang gajah) dan personel Indonesia, terutama dalam mendeteksi gejala EEHV sejak dini.

Upaya pencegahan yang dimulai di Buluh Cina ini direncanakan akan meluas ke seluruh kantong populasi gajah penting lainnya, termasuk Taman Nasional Tesso Nilo, Sebanga, dan Waykambas, demi menyelamatkan Gajah Sumatera yang terancam ganda oleh kehilangan habitat dan serangan virus mematikan ini.

CEO Fauna Land Indonesia, Danny Gunalen, selaku perwakilan Vantara di Indonesia, menegaskan bahwa tim dokter spesialis gajah India telah memulai diagnosis awal di lokasi. “Kami sudah melihat mendiagnosa, mempelajari kondisi dan wellfare Gajah ini, dan kami akan melakukan langkah-langkah berikutnya, preventive measurement dari medis dan akan berkala ini. Kami terapkan supaya menghindari terjadi kematian lagi,” pungkasnya.

Komentar

komentar

BAGIKAN