Titik Balik Tesso Nilo: Pemerintah Pimpin Restorasi, Sawit Dibabat, 228 KK Direlokasi ke Lahan Perhutanan Sosial

1

Depok (23/12/2025) – Pemerintah Indonesia memulai gerakan masif untuk merevitalisasi Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Riau. Setelah bertahun-tahun tergerus oleh perkebunan sawit, upaya restorasi ini melibatkan relokasi warga, pembabatan pohon sawit ilegal, dan penanaman kembali vegetasi majemuk untuk mengembalikan fungsi kawasan konservasi.

Tragedi lingkungan menunjukkan bahwa dari total 81.000 hektare kawasan konservasi Tesso Nilo, hutan asli kini tersisa hanya 16.000 hektare karena masifnya perkebunan sawit.

Langkah konkret restorasi ditandai dengan seremoni simbolis pembabatan pohon sawit pada Sabtu (20/12), yang diikuti oleh aksi penanaman pohon majemuk oleh jajaran pimpinan pusat dan daerah, termasuk Menhut Raja Juli Antoni, Wamen ATR Ossy Dermawan, Plt Gubernur Riau SF Hariyanto, serta unsur TNI-Polri.

Relokasi Komprehensif dan Solusi Tanah Pengganti

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menekankan bahwa langkah ini bukan bermaksud menciptakan permusuhan, melainkan mengembalikan Taman Nasional pada fungsi konservasinya. Upaya ini dimungkinkan berkat kesediaan ratusan masyarakat di Desa Bagan Limau, Pelalawan, yang secara sukarela menyerahkan kembali 633 hektare lahan yang mereka tempati kepada negara.

Sebagai solusi humanis dan berkelanjutan, pemerintah merelokasi 228 keluarga ke kawasan perhutanan sosial seluas 635,83 hektare. Skema lahan pengganti yang disiapkan meliputi:

  • Eks PT PSJ (Desa Gondai, Pelalawan): 234,51 hektare untuk 47 keluarga (KTH Gondai Prima Sejahtera).

  • Eks PTPN (Indragiri Hulu & Kuantan Singingi): 647,61 hektare untuk 181 keluarga (KTH Mitra Jaya Lestari dan Mandiri).

Raja Juli menjelaskan bahwa masyarakat saat ini menerima SK Hutan Kemasyarakatan (di bawah Kemenhut) dan dijanjikan akan mendapatkan status TORA (Tanah Objek Reforma Agraria) di bawah Kementerian ATR/BPN di masa mendatang.

Komitmen Jangka Panjang: 74 Ribu Bibit Pohon

Untuk menjamin pemulihan hutan secara jangka panjang, Kemenhut mengalokasikan sekitar 74.000 bibit pohon untuk TNTN. Bibit tersebut terdiri dari varietas penting seperti mahoni, trembesi, sengon, jengkol, dan kaliandra. Aksi penanaman ini menjadi sinyal kuat dimulainya pemulihan ekosistem Tesso Nilo yang terhimpit perkebunan.

Komentar

komentar

BAGIKAN