AS Siapkan Pangkalan Militer Raksasa Senilai Rp8,4 Triliun di Dekat Perbatasan Gaza

0

Depok (12/11/2025) – Amerika Serikat (AS) dikabarkan tengah menyiapkan pembangunan pangkalan militer besar di wilayah Israel, tak jauh dari perbatasan Gaza. Proyek senilai USD500 juta atau sekitar Rp8,4 triliun itu disebut akan menjadi bagian dari upaya Washington memantau pelaksanaan gencatan senjata Gaza yang disepakati baru-baru ini.

Informasi ini pertama kali diungkap oleh harian Yedioth Ahronoth pada Selasa (11/11/2025), mengutip sumber pejabat Israel yang enggan disebut namanya. Menurut laporan tersebut, fasilitas tersebut akan menjadi instalasi militer AS pertama berskala besar di Israel — langkah yang dinilai menandai peningkatan keterlibatan langsung Washington dalam proses stabilisasi pascaperang di wilayah Palestina.

“Pangkalan itu akan menjadi markas bagi satuan tugas internasional yang dibentuk berdasarkan perjanjian gencatan senjata Gaza. Ribuan personel militer AS diperkirakan akan ditempatkan di sana,” ungkap sumber itu.

Selain menjadi pusat pemantauan gencatan senjata, proyek ini juga disebut mencerminkan komitmen mendalam AS terhadap stabilitas kawasan setelah dua tahun perang di Gaza. Selama konflik tersebut, AS telah memasang sistem pertahanan udara THAAD di Israel untuk menghadapi ancaman rudal dan drone yang diluncurkan Iran selama konflik berdurasi 12 hari.

“Langkah ini menunjukkan tekad Washington untuk lebih aktif terlibat dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina,” ujar salah satu pejabat Israel kepada media setempat.

Meski demikian, beberapa pejabat AS sebelumnya sempat menegaskan bahwa tidak akan ada pasukan Amerika yang dikerahkan langsung ke Gaza. Saat ini, sekitar 200 tentara AS telah ditempatkan di Pusat Koordinasi Sipil-Militer (CMCC) di Kiryat Gat, Israel bagian selatan. Pusat yang didukung penuh oleh AS tersebut bertugas mengawasi pelaksanaan gencatan senjata dan distribusi bantuan kemanusiaan, di luar mekanisme COGAT yang dikendalikan Israel.

Belum ada tanggapan resmi dari pemerintah AS maupun Israel mengenai kabar pembangunan pangkalan ini. Namun, laporan menyebutkan bahwa survei lokasi tengah dilakukan di beberapa titik potensial dekat perbatasan Gaza.

Perjanjian gencatan senjata Gaza sendiri mulai berlaku pada 10 Oktober 2025, berdasarkan rencana 20 poin yang disusun oleh Presiden AS Donald Trump. Kesepakatan itu mencakup pertukaran sandera dan tahanan, pembangunan kembali Gaza, serta pembentukan pemerintahan baru tanpa Hamas.

Sejak awal konflik pada Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 69.000 warga Gaza dan melukai lebih dari 170.000 lainnya, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza. Di tengah penderitaan kemanusiaan yang belum usai, kehadiran pangkalan militer baru AS ini menimbulkan pertanyaan besar tentang arah baru geopolitik di kawasan tersebut.

Komentar

komentar

BAGIKAN