Depok (24/12/2025) – Kolaborasi riset kelautan Indonesia-China melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Institute of Oceanology Chinese Academy of Sciences (IOCAS) mencatatkan pencapaian penting. Dalam Ekspedisi Ilmiah IMPOLSE (Indonesia Maritime and Pacific Ocean Longterm Scientific Expedition) 2025 edisi kedelapan, tim berhasil mengangkat mooring (pelampung observasi) laut dalam berfrekuensi tinggi di wilayah timur Indonesia, menandai tonggak sejarah baru dalam oseanografi nasional.
Ekspedisi yang berlangsung dari 25 November hingga 30 Desember 2025 ini berfokus pada instrumen generasi baru yang telah terpasang sejak November 2023 di tiga titik krusial: Selat Lombok utara, Kanal Labani di Selat Makassar, dan Laut Maluku bagian barat.
Deteksi Gelombang Soliter Raksasa
Keunggulan mooring berfrekuensi tinggi terletak pada kemampuannya merekam variabilitas laut dengan tingkat ketelitian yang jauh melampaui instrumen konvensional. Pencapaian ini membuka resolusi waktu tinggi untuk mempelajari dinamika laut cepat, seperti gelombang internal soliter (internal solitary wave), yang sulit dideteksi secara rinci sebelumnya.
Koordinator kerja sama IMPOLSE dari BRIN, Adi Purwandana, mengungkapkan temuan mengejutkan dari data awal di Laut Maluku:
“Amplitudo gelombang internal soliter yang sebelumnya diperkirakan berkisar antara 40 hingga 80 meter dari citra satelit, ternyata dapat mencapai lebih dari 100 meter menurut data mooring. Nilai ini sebanding dengan amplitudo maksimum yang teramati di Selat Lombok.”
Teknologi Mutakhir dan Integrasi Lintas Disiplin
Ekspedisi IMPOLSE 2025 dibagi menjadi dua etape: pengangkatan mooring dan pengambilan data lanjutan di Laut Maluku timur serta Celah Lifamatola. Pengukuran dilakukan dengan instrumen canggih, termasuk Vertical Microstructure Profiler (VMP) dan Conductivity Temperature Depth (CTD).
Penggunaan VMP dalam riset ini sangat signifikan, menjadikannya satu-satunya instrumen sejenis yang digunakan di Asia Tenggara.
Selain oseanografi fisik, kolaborasi ini mengintegrasikan kajian lintas disiplin, mencakup penelitian mikroplastik, biofouling, hingga mikrobiologi degradasi mikroplastik. Diharapkan, data observasi beresolusi tinggi ini akan menjadi landasan ilmiah vital bagi pemodelan iklim global, pengembangan ilmu kelautan, serta pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan di Indonesia dan seluruh kawasan Asia.





































