Meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak selalu berbicara soal bantuan instan. Di Kota Depok, Baznas menghadirkan pendekatan berbeda: membangun kemandirian lewat program pemberdayaan ekonomi. Hingga kini, ribuan mustahik telah merasakan dampaknya melalui tiga program unggulan.
Ketua Baznas Kota Depok, Endang Ahmad Yani, menjelaskan salah satunya adalah Srikandi Pejuang Ekonomi Keluarga (SRIPEK). Program yang sudah berjalan tiga tahun ini memberi hibah modal usaha dengan alokasi Rp800 juta setiap tahun. Hasilnya, sekitar 7.000 penerima manfaat kini punya peluang lebih besar untuk mengembangkan usaha mereka.
“Alhamdulillah, SRIPEK bahkan mendapatkan penghargaan sebagai program pemberdayaan ekonomi terbaik di Jawa Barat,” tutur Endang bangga.
Tak berhenti di sana, Baznas juga melahirkan program Z-Chicken, usaha kuliner berbasis gerobak. Sudah ada 20 unit yang beroperasi di berbagai titik, termasuk di RSUD KiSA Depok. Rencananya, gerakan ini akan diperluas dengan melibatkan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) masjid. Dengan begitu, para marbot dan pengurus masjid bisa memiliki gerobak sekaligus modal usaha.
“Harapannya, para marbot dapat mandiri secara ekonomi, tanpa mengurangi pengabdian mereka di masjid,” jelas Endang.
Program ketiga yang tak kalah menarik adalah Z-Auto, hasil kolaborasi dengan Baznas RI. Program ini menyasar mustahik yang menggeluti usaha bengkel. Hingga kini, lima bengkel telah mendapatkan dukungan berupa gerobak, perlengkapan, oli, hingga pelatihan keterampilan.
“Dengan dukungan ini, usaha bengkel para mustahik bisa lebih berkembang, sekaligus meningkatkan taraf hidup keluarga mereka,” tambahnya.
Tiga program ini menjadi bukti nyata bahwa zakat bukan hanya soal memberi, tetapi juga membangun kemandirian. Di tangan Baznas Depok, zakat menjelma menjadi energi perubahan yang memberdayakan umat.