Depok Bidik 2029 Tanpa Stunting Baru, Chandra Dorong Penanganan Berbasis Wilayah

1

Di hadapan peserta Rembuk Stunting Kota Depok di Felfest UI, Kamis (7/8/25), Wakil Wali Kota Depok Chandra Rahmansyah menyuarakan mimpi besar: pada 2029, Depok harus zero new stunting—tidak ada lagi kasus stunting baru.

Bagi Chandra, target ini bukan sekadar jargon. Dukungan anggaran sudah tersedia, program sudah berjalan, dan kinerja tim penanganan juga dinilainya solid. Tinggal satu yang harus dijaga: komitmen bersama.

“Saya optimis. Dengan kinerja yang baik, kolaborasi semua pihak, InsyaAllah zero new stunting pasti bisa kita capai,” tegasnya.

Data terbaru dari Dinas Kesehatan Kota Depok mencatat prevalensi stunting berada di angka 3,79 persen (Februari 2025). Sementara Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 menunjukkan penurunan 1,8 persen menjadi 12,5 persen. Angka ini menggambarkan bahwa perubahan positif mulai terlihat, meski jalan menuju target masih panjang.

Sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), Chandra menawarkan pendekatan baru: penanganan berbasis wilayah. Menurutnya, setiap kecamatan punya karakteristik berbeda, sehingga metode intervensinya juga harus disesuaikan.

“Camat adalah ujung tombak. Mereka lebih tahu kondisi warganya. Karena itu, strategi penanganan stunting harus dibangun sesuai dengan kebutuhan wilayah masing-masing,” ujarnya.

Chandra mengingatkan, stunting bukan sekadar masalah gizi buruk. Faktor penyebabnya berlapis: mulai dari akses air bersih, sanitasi, pola pengasuhan, layanan kesehatan, hingga keterjangkauan pangan bergizi.

Karena itu, intervensinya pun terbagi dua: spesifik (meningkatkan gizi dan kesehatan anak) dan sensitif (penyediaan sanitasi, akses pangan, serta edukasi pengasuhan).

Depok kini menatap 2029 dengan satu visi: generasi tumbuh sehat, kuat, dan bebas dari stunting baru.

Komentar

komentar

BAGIKAN