Depok (17/12/2025) – Tragedi penembakan massal di Pantai Bondi, Sydney, pada perayaan Hanukkah yang menewaskan 15 orang, kini memicu respons politik tingkat tinggi di Amerika Serikat dan Australia, dengan fokus pada ideologi terorisme.
Presiden AS Donald Trump, pada perayaan Hanukkah di Gedung Putih, Selasa (16/12) waktu setempat, menyerukan tindakan global.
“Semua negara harus bersatu melawan kekuatan jahat terorisme Islam radikal, dan kita sedang melakukannya,” kata Trump, dilansir AFP, Rabu (17/12/2025).
Pergeseran Dugaan Motif di Australia
Pemerintah Australia, yang awalnya enggan mengaitkan insiden yang dilakukan oleh ayah dan anak ini dengan kelompok ekstremis, kini menunjukkan pergeseran fokus.
Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese mengungkapkan dalam wawancara dengan ABC bahwa ada kemungkinan penembakan massal tersebut “didorong oleh ideologi Negara Islam” (ISIS). Dugaan ini diperkuat oleh laporan ABC yang menyebutkan ditemukannya dua bendera ISIS di dalam mobil yang digunakan oleh pelaku.
Meskipun kepolisian belum secara resmi mengidentifikasi kedua pelaku, mereka memastikan insiden pada Minggu (14/12) tersebut merupakan tindakan antisemit dan terorisme yang menargetkan komunitas Yahudi di Sydney.
Isu Kegagalan Intelijen
Tragedi ini juga menyoroti isu kegagalan intelijen. PM Albanese mengonfirmasi bahwa Badan Intelijen Australia pernah melakukan penyelidikan terhadap salah satu pelaku, sang anak (24 tahun), pada tahun 2019.
“Dia menarik perhatian aparat karena memiliki keterkaitan dengan orang lain,” kata Albanese. Meskipun dua orang yang terkait dengannya divonis penjara, pelaku penembakan tersebut saat itu tidak dimasukkan dalam daftar pantauan karena dianggap tidak memerlukan pendalaman lebih lanjut oleh aparat.




































