Forum Ayah, Inisiatif PKS untuk Menguatkan Peran Ayah dalam Keluarga Indonesia

2

Depok (30/10/2025) – Fenomena fatherless atau hilangnya peran ayah dalam kehidupan anak kini menjadi isu serius di Indonesia. Banyak anak tumbuh tanpa kehadiran sosok ayah yang utuh—baik karena faktor kematian, perceraian, maupun karena sang ayah secara fisik hadir tetapi absen secara emosional.

Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS Maret 2024 mencatat, dari total 79,4 juta anak di bawah usia 18 tahun, sekitar 15,9 juta atau 20,1 persen di antaranya mengalami kondisi fatherless. Angka ini menunjukkan betapa mendesaknya upaya bersama untuk memperkuat kembali peran ayah dalam keluarga.

Dalam buku Fatherneed: Why Father Care is as Essential as Mother Care, Psikolog Kyle D. Pruett menegaskan bahwa peran ayah memiliki pengaruh emosional yang khas—penuh tantangan sekaligus kasih sayang. Anak yang memiliki hubungan kuat dengan ayahnya cenderung lebih percaya diri, sabar, dan mampu menghadapi tekanan hidup dengan lebih baik.

Melihat kondisi tersebut, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melalui Bidang Perempuan dan Keluarga berupaya memberikan solusi konkret dengan membentuk Forum Ayah sebagai bagian dari Program Rumah Keluarga Indonesia (RKI).

Wakil Ketua Bidang Perempuan dan Keluarga DPP PKS, Tuti Elfita, menjelaskan bahwa forum ini menjadi wadah bagi para ayah untuk saling belajar, berbagi pengalaman, dan memperkuat peran mereka dalam rumah tangga.

“Forum Ayah hadir agar para ayah tidak hanya fokus pada tanggung jawab materi, tetapi juga menjadi teladan, pembimbing, dan pelindung bagi keluarga. Dengan keterlibatan aktif ayah, anak-anak akan tumbuh dalam lingkungan yang hangat, penuh kasih sayang, dan nilai-nilai kebaikan,” ujar Tuti.

Inisiatif ini mendapatkan sambutan positif dari masyarakat. Hingga kini, tercatat sudah ada sekitar 750 Forum Ayah yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

“Banyak kegiatan yang telah dijalankan, seperti training for trainers (TFT), seminar, webinar, lomba, hingga diskusi tematik dalam kelompok kecil yang semuanya bertujuan mempererat hubungan antara ayah dan anak,” tambahnya.

Tuti menekankan bahwa penguatan peran keayahan merupakan langkah strategis dalam menekan angka fatherless di Indonesia. Namun, menurutnya, keberhasilan gerakan ini membutuhkan dukungan berbagai pihak.

“Perlu kerja sama lintas sektor—pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat—agar anak-anak Indonesia tumbuh menjadi generasi yang tangguh, cerdas, beriman, dan bertakwa,” tuturnya.

Ia menutup dengan optimisme, “Di tangan anak-anak inilah masa depan bangsa dititipkan. Mereka adalah generasi emas yang kelak akan memimpin Indonesia menjadi bangsa yang kuat dan disegani dunia.”

Komentar

komentar

BAGIKAN