Jembatan Pasar Karbon: Indonesia dan Austria Bersiap Teken Kesepakatan Mutual Recognition

4

Depok (20/11/2025) – Indonesia semakin agresif memposisikan diri dalam arsitektur pendanaan iklim global. Terbaru, Indonesia mengumumkan rencana untuk menjalin kesepakatan Perdagangan Karbon dengan Austria, setelah pertemuan bilateral di sela-sela KTT COP30 Brasil.

Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq, mengungkapkan bahwa kesepakatan ini dapat segera terwujud dalam bentuk Join Mutual Recognition Agreement (MRA). Kemitraan ini didorong oleh kebutuhan Austria terhadap pasar karbon untuk membangun tata kelola dan pasar karbon di negaranya.

“Kami yakin bahwa pasar karbon yang berfungsi dengan baik tidak hanya akan berkontribusi signifikan terhadap pencapaian target iklim Indonesia, tetapi juga mendorong investasi hijau dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” ujar Menteri Hanif setelah bertemu dengan Menteri Pertanian dan Kehutanan Austria, Norbert Totschnig, (18/11/2025).

Instrumen Kunci Transisi Ekonomi Rendah Karbon

 

Indonesia saat ini secara masif mengembangkan pasar karbon nasional sebagai instrumen kunci untuk memfasilitasi pengurangan emisi yang hemat biaya. Dukungan dari negara maju seperti Austria dianggap akan memberikan dampak signifikan:

“Ini tentu Austria negara maju, sehingga dukungan yang bersama-sama dengan kita akan memberikan daya tekan yang cukup besar di dalam rangka penanganan emisi gas rumah kaca,” jelas Hanif.

Proyeksi Potensi Transaksi Karbon Indonesia

 

Tingginya minat internasional terhadap mekanisme pasar karbon Indonesia terlihat dari angka transaksi yang telah dicapai di COP30. Hanif mengungkapkan bahwa transaksi perdagangan karbon Indonesia saat ini telah mencapai angka Rp 7 triliun.

Meskipun angka ini terus bergerak naik berkat akselerasi kerja sama, potensi karbon yang ditawarkan Indonesia sangat besar:

  • Nilai Transaksi Terkini: Sekitar Rp 7 triliun.

  • Potensi Volume Karbon: Berada di angka 14,5 juta ton $\text{CO}_2$ yang siap diperdagangkan.

Para negosiator Indonesia terus didorong untuk menjalin kerja sama lebih lanjut dengan berbagai negara demi mengoptimalkan peran pasar karbon sebagai sumber pendanaan iklim.

Komentar

komentar

BAGIKAN