Kapal Induk Raksasa USS Gerald Ford Dikerahkan ke Karibia, AS Siapkan Operasi Besar Perangi Kartel Narkoba

2

Depok (12/11/2025) – Amerika Serikat (AS) memindahkan kapal induk andalannya, USS Gerald R. Ford, dari kawasan Mediterania ke wilayah Komando Selatan (SOUTHCOM) sebagai bagian dari operasi besar untuk menekan perdagangan narkoba di Karibia. Langkah tersebut dikonfirmasi oleh pihak SOUTHCOM pada Selasa (11/11/2025).

Dalam pernyataannya, SOUTHCOM menyebut bahwa Grup Serang Kapal Induk Gerald R. Ford resmi memasuki area tanggung jawab Komando Selatan (USSOUTHCOM AOR) pada 11 November. Armada tempur ini dipimpin langsung oleh kapal induk terbesar di dunia, USS Gerald R. Ford, dan diisi lebih dari 4.000 personel serta puluhan pesawat tempur taktis.

Menurut juru bicara Pentagon, Sean Parnell, pengerahan ini merupakan implementasi dari kebijakan baru Washington untuk memperkuat operasi kontra-narkotika di belahan barat. “Menteri Perang Pete Hegseth telah mengarahkan Grup Serang Kapal Induk Ford untuk menjalankan arahan Presiden dalam upaya menghancurkan organisasi kriminal transnasional dan melawan terorisme narkotika,” tulis pernyataan resmi SOUTHCOM.

Penempatan kapal induk raksasa ini di Karibia dinilai akan memperkuat proyeksi kekuatan maritim AS, memungkinkan operasi militer dan pengawasan berkelanjutan di wilayah laut strategis tersebut. “Kehadiran Ford akan memperluas jangkauan operasi kami dan meningkatkan kemampuan untuk menindak kelompok penyelundup,” lanjut pernyataan itu.

Langkah ini menjadi bagian dari strategi keamanan nasional baru AS, yang menggabungkan operasi kontranarkotika dan kontraterorisme di kawasan Amerika Latin. Sejak September lalu, Presiden Donald Trump telah memberi otorisasi untuk melakukan sejumlah serangan maritim terhadap kapal-kapal yang dicurigai mengangkut narkoba di Karibia dan Samudra Pasifik Timur.

Hingga 10 November 2025, operasi tersebut telah menghancurkan sedikitnya 20 kapal penyelundup dan menyebabkan 75 orang tewas.

Pengerahan USS Gerald R. Ford menandai eskalasi besar dalam perang melawan perdagangan narkoba internasional, sekaligus memperlihatkan bagaimana Washington kini semakin aktif memusatkan kekuatan militernya di wilayah yang selama ini dianggap sebagai “jalur panas” penyelundupan narkotika dunia.

Komentar

komentar

BAGIKAN