Ketua DPR Desak Evaluasi Total Aksi Airdrop Bantuan: Puan Maharani Soroti Efektivitas Distribusi dan Empati Pejabat

5

Depok (04/12/2025) – Ketua DPR RI, Puan Maharani, secara tegas meminta evaluasi menyeluruh atas metode penyaluran bantuan bencana dari helikopter, menyusul kontroversi aksi Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, yang viral di media sosial. Bantuan yang dilempar dari udara tersebut dilaporkan remuk dan rusak, menjadi tidak bermanfaat bagi korban banjir dan longsor.

“Bahwa memang banyak sekali wilayah yang jalurnya itu terputus, jadi dilakukan melalui udara, namun kemudian cara pemberiannya mungkin dianggap kurang efektif atau kurang baik. Karena itu juga perlu dievaluasi yang sebaik-baiknya,” kata Puan di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (3/12/2025).

Puan menekankan bahwa distribusi bantuan, terutama di wilayah terisolasi, harus dilakukan dengan cara yang paling efektif dan solutif. “Jangan sampai bantuan yang datang pun kemudian tidak bisa bermanfaat bagi para korban,” tuturnya.

Desakan Empati dan Kritik Pernyataan Pejabat

Selain menyoroti masalah teknis distribusi, Puan juga memberikan tanggapan keras terkait kontroversi pernyataan Kepala BNPB, Letnan Jenderal Suharyanto, yang sebelumnya sempat menyebut bencana di Aceh dan Sumatera hanya terjadi di media sosial.

Meskipun Suharyanto telah menyampaikan permintaan maaf setelah meninjau lokasi, Puan mengimbau agar pejabat publik lebih berhati-hati dan mengedepankan empati dalam berkomentar.

“Lebih baik kita bisa berempati lebih baik daripada kemudian jangan memberikan komentar yang tidak seharusnya diberikan. Karena memang situasinya musibah di mana-mana,” tegas Puan, mengingatkan bahwa sekecil apapun dampaknya, ada korban yang mengalami hal tidak mengenakkan.

Data Tragedi Kemanusiaan Terkini

Kritik ini muncul di tengah data korban bencana yang semakin mengkhawatirkan. Per 3 Desember 2025, BNPB mencatat:

  • Korban Meninggal: $\mathbf{807}$ jiwa.

  • Korban Hilang: $\mathbf{647}$ jiwa.

  • Korban Terluka: $\mathbf{2.600}$ jiwa.

  • Pengungsi: $\mathbf{582.500}$ orang di Sumut, Aceh, dan Sumbar.

Selain korban jiwa, kerusakan infrastruktur juga sangat besar, termasuk $299$ jembatan rusak, $132$ fasilitas peribadatan rusak, $9$ fasilitas kesehatan rusak, serta total $10.600$ rumah mengalami kerusakan (berat, sedang, dan ringan).

Komentar

komentar

BAGIKAN