Pernahkah Anda menghitung berapa lama waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi atau menatap layar gadget setiap harinya? Hati-hati, kebiasaan ini ternyata dapat berdampak serius pada kesehatan otak. Sebuah tinjauan sistematis dan meta-analisis yang diterbitkan di jurnal PLOS ONE mengungkap bahwa durasi menonton TV yang terlalu panjang berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif pada orang dewasa maupun lansia. Salah satu kondisi yang sering muncul akibat penurunan fungsi otak adalah demensia.
Secara global, demensia kini menjadi penyebab kematian peringkat ketujuh dan faktor utama disabilitas pada populasi lanjut usia. Jumlah penderitanya bahkan diperkirakan melonjak drastis, dari 55 juta kasus pada 2019 menjadi 139 juta pada tahun 2050.
Alzheimer, bentuk demensia yang paling umum, ditandai dengan hilangnya memori, kesulitan berpikir, hingga kebingungan. Meski ada terapi yang dapat memperlambat gejalanya, hingga kini belum ditemukan obat yang benar-benar menyembuhkan penyakit ini. Karena itu, pencegahan dengan mengenali faktor risiko menjadi langkah terbaik untuk menekan laju pertumbuhan kasus.
Salah satu faktor risiko tersebut adalah pola hiburan pasif seperti menonton televisi. Aktivitas ini termasuk ke dalam perilaku sedentari, yang sebelumnya sudah diketahui berkaitan dengan obesitas, diabetes, serta penyakit jantung. Beberapa penelitian juga menunjukkan adanya kaitan antara kebiasaan menonton TV terlalu lama dengan turunnya kemampuan kognitif, meski hasil yang didapat kadang berbeda-beda karena perbedaan metode penelitian.
Untuk memperjelas hubungan ini, para peneliti melakukan analisis dari 35 studi yang melibatkan lebih dari 1,2 juta partisipan, dengan 28 studi dianalisis lebih mendalam. Hasilnya cukup mengkhawatirkan: menonton TV lebih dari empat jam per hari terbukti meningkatkan risiko gangguan kognitif secara signifikan. Mereka yang menghabiskan rata-rata enam jam per hari menonton TV bahkan menunjukkan skor kognitif lebih rendah, serta penurunan volume otak di area yang berhubungan dengan bahasa, memori, dan komunikasi.
Selain itu, kebiasaan menonton TV berjam-jam juga meningkatkan risiko isolasi sosial, depresi, obesitas, hingga kepuasan hidup yang rendah. Fakta ini semakin menimbulkan kekhawatiran, sebab data menunjukkan bahwa rata-rata orang dewasa bisa menghabiskan lebih dari tujuh jam sehari di depan televisi.
Temuan ini menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat untuk membatasi waktu menonton TV dan mulai mencari alternatif kegiatan rekreasi yang lebih aktif serta bermanfaat bagi kesehatan otak. Meski demikian, para peneliti mengingatkan bahwa hasil ini masih bersifat observasional, sehingga perlu penelitian lanjutan untuk memastikan hubungan sebab-akibat secara lebih kuat, terutama dengan melibatkan kelompok usia yang lebih muda.