Depok (10/12/2025) – Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menyerukan agar seluruh elemen bangsa mendukung percepatan penanggulangan tindak kekerasan di lingkungan pendidikan, menekankan bahwa menciptakan ruang aman bagi generasi penerus adalah hal yang utama dan mendesak.
Pernyataan ini muncul di tengah lonjakan drastis kasus kekerasan yang mengkhawatirkan. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat adanya 60 kasus kekerasan di satuan pendidikan sepanjang tahun 2025. Angka ini melonjak tajam dari 36 kasus pada 2024 dan hanya 15 kasus pada 2023, menandakan krisis yang memerlukan tindakan cepat dan komprehensif.
“Tantangan meningkatnya ancaman tindak kekerasan harus diimbangi dengan kecepatan kita mengantisipasinya dengan segera mewujudkan ruang aman bagi setiap anak bangsa,” ujar Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Rabu (10/12/2025).
Sejalan dengan desakan tersebut, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah mengambil langkah nyata dengan menggelar pelatihan peningkatan kapasitas penanganan dan pencegahan kekerasan. Pelatihan ini melibatkan perwakilan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemendikdasmen dari seluruh Indonesia.
Lestari Moerdijat menegaskan bahwa solusi untuk memutus rantai kekerasan tidak boleh hanya bertumpu pada sekolah. Pendekatan harus diperluas, mencakup:
-
Kesiapan Tenaga Pendidik di sekolah.
-
Peran Keluarga dalam membentuk karakter dan mental anak.
-
Penguatan Elemen Masyarakat dan Media Massa sebagai faktor penting pembentuk karakter anak.
Dengan demikian, Lestari menekankan bahwa mewujudkan ruang aman adalah tanggung jawab kolektif, bukan hanya tugas Kementerian Pendidikan semata.




































