Depok (18/12/2025) – Seorang mahasiswa Indonesia, Romaito Azhar S.I.Kom., M.Sc., membuktikan bahwa keberanian sipil melintasi batas negara. Atas peran krusialnya dalam mengungkap serangkaian kasus kejahatan serius—termasuk penculikan, pemerkosaan, dan dugaan pembunuhan berantai—Azhar dianugerahi penghargaan resmi dari Kepolisian Kerajaan Inggris pada Rabu (17/12/2025).
Detik-Detik Kunci yang Mengubah Penyelidikan
Aksi heroik Azhar bermula pada Agustus 2024 di kawasan Hove. Sekitar pukul 02.00 dini hari, Azhar menyaksikan seorang perempuan diseret paksa masuk ke dalam mobil. Meski berada di tengah malam di negara asing, Azhar tidak ragu bertindak. Ia mematikan teleponnya dan segera merekam kejadian tersebut dengan ponsel.
Azhar tidak berhenti sebagai perekam; ia juga berupaya menarik korban keluar dari kendaraan yang diketahui merupakan mobil hasil penjarahan. Setelah berhasil membawa korban ke tempat aman dan melaporkan kejadian, informasi dan rekaman yang diberikan Azhar menjadi titik awal yang sangat menentukan untuk membongkar kejahatan dan menangkap tiga pelaku.
Chief Constable Jo Shinner secara spesifik menyebut kontribusi Azhar sebagai faktor penting yang mempercepat proses investigasi dan berhasil mencegah potensi munculnya korban-korban lain.
Latar Belakang Inspiratif dan Tekanan Saksi Kunci
Menariknya, keberanian Azhar datang dari latar belakang yang sederhana. Ia adalah putra dari seorang pedagang kantin SMAN 3 Kota Duri, Riau, dan ayah yang bekerja sebagai karyawan kontrak. Setelah menempuh S1 di UIN Suska Riau, Azhar berhasil meraih beasiswa untuk studi lanjut di University of Stirling, Inggris.
Di tengah kesibukan akademik dan tekanan psikologis sebagai saksi kunci, Azhar beberapa kali harus hadir di Pengadilan Mahkota Inggris untuk memberikan keterangan. Penghargaan yang diserahkan dalam acara resmi oleh High Sheriff West Sussex, Timothy Fooks, ini menggarisbawahi apresiasi atas kepedulian dan keberanian luar biasa Azhar terhadap keselamatan publik.
Kisah Azhar menjadi bukti bahwa integritas dan keberanian untuk menegakkan keadilan bisa datang dari mana saja, bahkan jauh dari tanah air, dari seorang anak pedagang kantin hingga menjadi saksi kunci di pengadilan internasional.
