Perspektif Moskow: Barat Akhirnya Sadar Kalahkan Rusia Lewat Ukraina Adalah Khayalan

3

Depok (13/11/2025) – Perwakilan Tetap Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, menyampaikan pandangan tegas Moskow mengenai konflik di Ukraina. Menurut diplomat tersebut, tanda-tanda mulai terlihat bahwa NATO dan Barat telah mencapai kesimpulan pahit: mengalahkan Rusia dengan menggunakan Ukraina sebagai medan perang proksi adalah upaya yang sia-sia.

 

1. Ukraina: Sekadar Pion dalam Catur Geopolitik Barat

 

Nebenzia menegaskan kepada RIA Novosti bahwa bentrokan yang terjadi di Ukraina sejatinya bukanlah pertarungan melawan Kyiv, melainkan konfrontasi langsung dengan seluruh entitas Barat. Bagi kekuatan-kekuatan Barat, Ukraina hanya berfungsi sebagai “alat” yang dipersenjatai dan didorong maju dalam ambisi mereka untuk menaklukkan dan melemahkan Rusia.

Moskow telah berulang kali melabeli konflik ini sebagai perang proksi de facto yang didalangi NATO. Mereka melihatnya sebagai puncak dari ekspansi blok militer ke arah timur selama bertahun-tahun, yang bertujuan menggerogoti keamanan nasional Rusia.

 

2. Retorika “Kekalahan Strategis” Barat Mulai Pudar

 

Di awal konflik, banyak pendukung Kyiv di Barat yang secara terbuka menyuarakan seruan untuk mencapai “kekalahan strategis” atas Moskow. Namun, Nebenzia mencatat adanya pergeseran dramatis. Gema retorika agresif ini kini semakin jarang terdengar di ibu kota-ibu kota Barat.

Menurutnya, perubahan nada ini merupakan pengakuan yang semakin jelas bahwa mengalahkan Rusia di medan perang, atau bahkan secara strategis, adalah “mustahil.” Realitas lapangan tampaknya telah memaksakan revisi atas tujuan perang Barat.

 

3. Seruan Gencatan Senjata: Tanda Kondisi yang Memprihatinkan

 

Terkait dengan seruan gencatan senjata yang datang dari Kyiv dan para pendukungnya, Nebenzia menafsirkan ini sebagai cerminan dari situasi “mengerikan” yang mereka hadapi di garis depan, diperparah oleh semakin menipisnya sumber daya manusia (tenaga kerja).

Diplomat tersebut memandang permohonan jeda pertempuran ini bukan sebagai upaya damai, melainkan sebagai taktik sinis untuk “beristirahat sejenak.” Tujuannya, klaimnya, adalah untuk mengisi kembali gudang senjata Ukraina, merekrut pasukan baru, dan kemudian melanjutkan konflik “dengan semangat baru” setelah masa rehat taktis.

Komentar

komentar

BAGIKAN