AMSTERDAM — Puluhan ribu, yang disebut sebagai “ratusan ribu” orang, membanjiri jalan-jalan di Amsterdam, Belanda, dalam sebuah demonstrasi besar menentang perang Israel di Gaza. Aksi massa ini, yang dikenal sebagai “unjuk rasa garis merah ketiga”, merupakan seruan tegas kepada pemerintah Belanda untuk segera menjatuhkan sanksi ekonomi dan militer terhadap Israel.
Para demonstran menuntut pemerintah Belanda untuk berhenti menjadi pihak yang terlibat (complicit) dalam apa yang mereka sebut sebagai “genosida di Gaza”. Aksi ini menyoroti ketidakselarasan yang signifikan antara sentimen publik dan kebijakan pemerintah.
Sentimen Publik Kontras dengan Kebijakan Pemerintah
Jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa mayoritas publik Belanda memiliki sentimen yang sangat negatif terhadap Israel. Menurut laporan Al Jazeera, sebanyak 78% warga Belanda menentang kebijakan Israel, yang merupakan persentase tertinggi di Eropa. Hal ini terjadi meskipun Israel secara historis merupakan sekutu penting Belanda.
Namun, kebijakan pemerintah saat ini dinilai tidak mencerminkan pandangan publik. Kritik utama demonstran meliputi:
- Pembelian Senjata: Belanda terus membeli senjata dari Israel dengan total nilai 1 miliar euro dalam dua tahun terakhir.
- Penjualan Senjata: Belanda juga masih menjual senjata ke Israel.
- Sanksi Terbatas: Pemerintah baru menjatuhkan sanksi kepada dua menteri Israel, namun tidak menyasar semua pihak yang bertanggung jawab secara politik dan militer.
Seorang demonstran menyuarakan frustrasinya, dengan mengatakan, “Jika kita melarang Rusia dari acara-acara tertentu, kita juga harus melakukannya untuk Israel”.
Isu Gaza Guncang Panggung Politik
Isu mengenai konflik di Gaza telah menjadi faktor krusial dalam politik domestik Belanda. Kabinet Belanda bahkan sempat runtuh pada bulan Agustus karena permasalahan ini, setelah menteri luar negeri mengundurkan diri karena tidak mendapat dukungan dari rekan-rekan kabinetnya untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel.
Menjelang pemilihan umum, survei menunjukkan bahwa hampir 50% warga Belanda menganggap konflik Gaza sebagai isu penting yang akan mereka pertimbangkan saat berada di bilik suara.
Meskipun terjadi kemacetan parah di stasiun kereta dan bus yang menghambat banyak orang untuk bergabung dengan demonstrasi, para pengunjuk rasa berharap pemerintah akhirnya akan mendengarkan tuntutan rakyat untuk mengambil tindakan yang lebih tegas.