Resmi! Sapi Gama Ditetapkan Pemerintah sebagai Rumpun Sapi Pedaging Baru

3

Depok (1/10/2025) – Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pertanian (Kementan), secara resmi menetapkan Sapi Gama (Gagah & Macho) sebagai rumpun sapi pedaging baru di Indonesia. Keputusan bersejarah ini tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 840/Kpts/HK.150/M/09/2025.

Penetapan Sapi Gama diumumkan dalam kegiatan pelepasan yang dilaksanakan pada Minggu (21/9) lalu, diserahkan langsung oleh Wakil Menteri Pertanian RI, Sudaryono. Pengesahan rumpun baru ini merupakan langkah strategis pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan dan mendukung kemandirian pasokan daging sapi premium nasional, sekaligus mengurangi impor.

 

Inovasi 13 Tahun UGM dan WMPP

 

Sapi Gama merupakan hasil riset dan pengembangan yang intensif selama lebih dari 13 tahun melalui kolaborasi antara Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP). Program riset ini bahkan melibatkan kerja sama internasional dengan Université de Liège, Belgia.

Ketua Tim Peneliti, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, menjelaskan Sapi Gama dihasilkan dari persilangan antara pejantan Belgian Blue dengan induk Brahman Cross terseleksi. Kombinasi ini bertujuan menciptakan sapi yang memiliki karakter unggul, yakni adaptif terhadap iklim tropis, berotot ganda, dan menghasilkan daging berkualitas premium.

 

Minim Komplikasi Persalinan, Karkas Maksimal

 

Sapi Gama dirancang untuk mengatasi salah satu tantangan utama dalam peternakan sapi persilangan di Indonesia, yaitu kesulitan persalinan atau distokia.

Ali Agus menyebutkan, berbeda dengan anak sapi Belgian Blue standar yang lahir dengan bobot 40–60 kg, anak Sapi Gama memiliki bobot rata-rata sekitar 36 kg. Bobot yang lebih ringan ini secara signifikan mengurangi risiko komplikasi persalinan pada induk.

Meskipun lahir lebih ringan, pertumbuhan Sapi Gama sangat cepat. Berikut keunggulan utama Sapi Gama:

  1. Pertumbuhan Pesat: Dalam rentang usia 30 bulan (2,5 tahun), bobot sapi dapat mencapai 700-800 kg.
  2. Efisiensi Karkas Tinggi: Rata-rata persentase daging dan tulang dari bobot badan hidup mencapai 65 persen, bahkan mampu mencapai 68 persen. Angka ini jauh di atas rata-rata sapi potong lain, yang berarti efisiensi produksi daging yang maksimal.

 

Langkah Awal Kedaulatan Pangan

 

Prof. Ir. Budi Guntoro, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., selaku Dekan Fakultas Peternakan UGM, menyambut gembira penetapan ini.

“Pelepasan sapi Gama ini bukan merupakan tujuan akhir dari penelitian ini. Kami ingin terus melakukan pengembangan populasi Sapi Gama secara berkelanjutan, dalam rangka mencapai cita-cita kedaulatan pangan,” ujar Budi.

Diharapkan, Sapi Gama dapat menjadi salah satu varian baru yang kuat untuk mendukung kebutuhan daging sapi premium di Tanah Air, sekaligus menandai keberhasilan inovasi anak bangsa di sektor peternakan.

Komentar

komentar

BAGIKAN