Rupiah Diprediksi Menguat di Tengah Spekulasi Kebijakan The Fed

4

Depok (03/12/2025) – Nilai tukar rupiah ($IDR$) diperkirakan berpotensi menguat hari ini, didorong oleh masuknya modal asing ke pasar saham domestik. Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, mencatat bahwa investor asing mencatatkan beli bersih (net buy) sebesar US$27,31 juta pada Selasa (2/12).

Dinamika Pasar Obligasi dan Lelang SUN

Sementara pasar saham menunjukkan kekuatan, kinerja Surat Berharga Negara (SBN) Rupiah bervariasi:

SBN Acuan Yield (2/12) Perubahan (bps)
5 Tahun 5,76% $-6$ bps
10 Tahun 6,30% $+2$ bps
15 Tahun 6,47% $+1$ bps
20 Tahun 6,56% $0$ bps

Meskipun yield beragam, volume perdagangan obligasi pemerintah melonjak signifikan menjadi Rp33,80 triliun, jauh melampaui volume hari sebelumnya ($Rp17,12$ triliun).

  • Kepemilikan Asing: Meskipun ada net buy saham baru-baru ini, kepemilikan investor asing di SBN turun Rp590 miliar per 1 Desember 2025, menjadi $Rp872$ triliun (mewakili $13,35\%$ dari total outstanding).

  • Lelang SUN Sukses: Kementerian Keuangan berhasil meraup Rp25 triliun dari lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (2/12), melampaui target indikatif ($Rp23$ triliun) dengan total penawaran masuk sebesar Rp69,64 triliun.

Sentimen Global dan Proyeksi Rupiah

Pasar global saat ini didominasi oleh periode blackout The Fed menjelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan depan, membuat investor berhati-hati.

Meskipun demikian, sentimen pasar condong pada pelonggaran moneter. Josua Pardede menyebutkan probabilitas penurunan suku bunga acuan AS pada Desember 2025 mencapai sekitar 89%.

Berdasarkan faktor fundamental dan sentimen pasar, rupiah pada hari ini (Rabu) diperkirakan bergerak dalam rentang Rp16.575–Rp16.675 per dolar AS.

Pada pembukaan perdagangan pagi ini di Jakarta, nilai tukar rupiah dibuka stagnan di level Rp16.625 per dolar AS.

Komentar

komentar

BAGIKAN