Depok (12/11/2025) – Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) menuding Inggris dan Ukraina merencanakan operasi rahasia untuk mencuri pesawat tempur MiG-31 milik Moskow. Jet supersonik tersebut diketahui mampu membawa rudal hipersonik Kinzhal — salah satu senjata paling canggih dalam arsenal Rusia.
Menurut laporan RIA Novosti, yang dikutip dari Reuters, FSB menyebut upaya itu melibatkan rencana membajak pesawat dan membawanya ke wilayah Laut Hitam, sebelum kemudian dihancurkan. “Kami berhasil mengungkap dan menggagalkan operasi yang dilakukan oleh Kementerian Pertahanan Ukraina bersama para pengawasnya dari Inggris,” demikian pernyataan resmi FSB, Selasa (11/11).
Dalam laporan tersebut, FSB menuduh Ukraina mencoba merekrut pilot Angkatan Udara Rusia dengan iming-iming uang senilai US$3 juta (sekitar Rp50 miliar) serta jaminan kewarganegaraan dari salah satu negara Barat. Jet tempur itu disebut akan diterbangkan menuju pangkalan NATO di Constanta, Rumania, sebelum akhirnya ditembak jatuh untuk menutupi jejak operasi.
FSB juga mengklaim bahwa misi ini mendapat dukungan dari badan intelijen Ukraina dan Inggris, MI6.
Kasus serupa pernah terjadi sebelumnya. Pada Agustus 2023, seorang pilot helikopter Rusia bernama Maxim Kuminoz dilaporkan membelot ke Ukraina setelah dijanjikan suaka. Namun, kru lainnya yang tak mengetahui rencana tersebut tewas dalam upaya melarikan diri. Beberapa bulan kemudian, Februari 2024, Kuminoz ditemukan meninggal dunia di Spanyol — menimbulkan spekulasi baru tentang operasi balasan intelijen.
FSB menegaskan bahwa perekrutan pilot dan pembelotan semacam ini menjadi taktik umum dalam perang modern, terutama untuk membongkar rahasia teknologi militer lawan.
Perang Rusia-Ukraina sendiri telah berlangsung sejak Februari 2022, dan hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Meskipun berbagai pihak internasional telah berulang kali menyerukan gencatan senjata, pertempuran di garis depan terus berlanjut dengan intensitas tinggi.
