Depok (21/11/2025) – Ikon pemerintahan Jawa Barat, Gedung Sate di Kota Bandung, tengah menjalani transformasi signifikan. Renovasi besar-besaran difokuskan pada area depan untuk menyeimbangkan dominasi arsitektur kolonial Belanda dengan penguatan identitas lokal Sunda.
Perubahan paling mencolok adalah penggantian gerbang depan. Struktur pilar yang sederhana diubah menjadi desain bernuansa bata merah yang mengadopsi gaya gerbang tradisional Keraton Cirebon.
Kepala Diskominfo Jabar, Adi Komar, mengonfirmasi bahwa proyek ini menelan anggaran Rp3,5 miliar dari APBD Perubahan 2025.
“Gedung Sate kan sangat kental dengan peninggalan Belanda, nah pagar depannya diberikan sentuhan Budaya Sunda untuk mengimbangi,” jelas Adi Komar, Kamis (20/11/2025).
Filosofi dan Detail Transformasi
Renovasi ini tidak semata-mata estetika, melainkan bertujuan memperkuat karakter dan filosofi Sunda yang melekat pada Gedung Sate sebagai simbol pemerintahan yang berakar pada nilai-nilai budaya daerah.
Rincian pembaruan area Gedung Sate meliputi:
-
Gerbang Utama: Diganti dari pilar putih menjadi struktur bata merah yang menyerupai gerbang Keraton Cirebon.
-
Lantai Parkir: Aspal diganti dengan paving block untuk kerapian visual dan pengaturan area.
-
Pilar Lorong Dalam: Pilar menuju ruang kerja Gubernur akan dihiasi dengan dekorasi berupa hasil bumi, menambah elemen tradisional.
Meningkatkan Fungsi Ganda: Pemerintahan dan Destinasi Wisata
Adi Komar menekankan bahwa proyek ini mendukung fungsi ganda Gedung Sate, yang selain sebagai pusat pemerintahan, juga merupakan destinasi wisata kebanggaan Jawa Barat dengan kunjungan yang tinggi.
Perbaikan ini memastikan bahwa sebagai cagar budaya, Gedung Sate tetap terjaga estetika dan fungsionalitasnya, sekaligus memberikan pengalaman yang lebih menarik dan nyaman bagi pengunjung yang ingin menikmati arsitektur dan sejarahnya.





































