Depok (10/11/2025) – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menegaskan bahwa tak ada satu pun pejabat pemerintah AS yang akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Afrika Selatan pada akhir November ini.
Pernyataan itu disampaikan Trump melalui unggahan di Truth Social, yang kemudian memicu reaksi keras dari Pemerintah Afrika Selatan.
“Sungguh memalukan bahwa G20 diselenggarakan di Afrika Selatan,” tulis Trump, dikutip dari Reuters, Minggu (9/11/2025).
Trump Singgung Isu Hak Asasi dan Warga Afrikaner
Trump menjelaskan alasannya menyebut pelaksanaan G20 di Afrika Selatan sebagai hal yang memalukan. Ia menyoroti dugaan pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Afrikaner—yakni kelompok keturunan Belanda, Prancis, dan Jerman yang telah lama bermukim di negara tersebut.
“Warga Afrikaner dibunuh, dibantai, dan tanah mereka disita secara ilegal. Selama pelanggaran ini terus terjadi, tidak akan ada pejabat pemerintah AS yang hadir di sana,” tegas Trump.
“Saya berharap bisa menjadi tuan rumah G20 2026 di Miami, Florida.”
Wapres JD Vance Ikut Batalkan Kehadiran
Awalnya, Wakil Presiden AS JD Vance dijadwalkan hadir mewakili AS dalam KTT G20 di Johannesburg yang berlangsung pada 22–23 November mendatang. Namun, Trump memastikan bahwa Vance juga batal berangkat.
Trump disebut menentang berbagai kebijakan Afrika Selatan, mulai dari reformasi agraria yang dianggap merugikan warga kulit putih, hingga langkah hukum Afrika Selatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional atas tuduhan genosida di Gaza.
Respons Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan
Pemerintah Afrika Selatan menanggapi keras pernyataan Trump. Melalui siaran resminya, Kementerian Luar Negeri Afsel menyebut unggahan Trump sebagai “pernyataan yang disayangkan” dan menolak tudingan bahwa komunitas Afrikaner mengalami penganiayaan sistematis.
“Klaim itu tidak didukung oleh fakta. Tidak ada bukti bahwa warga Afrikaner menjadi korban penindasan,” tegas pernyataan tersebut.
“Sebaliknya, sejarah bangsa kami yang pernah terpecah karena isu rasial justru memberi kami pengalaman untuk membantu dunia membangun solidaritas sejati di forum G20.”
Pemerintah Afrika Selatan juga menegaskan komitmennya untuk tetap menyelenggarakan KTT G20 dengan sukses, terlepas dari boikot Amerika Serikat.
Hubungan AS–Afrika Selatan Memanas
Ketegangan diplomatik antara kedua negara bukan kali ini saja terjadi. Awal tahun 2025, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio juga sempat memboikot pertemuan menteri luar negeri G20 di Afrika Selatan, ketika negara tersebut mulai menjabat sebagai Presiden G20 untuk periode Desember 2024–November 2025.
Setelah masa kepemimpinan itu berakhir, Amerika Serikat dijadwalkan menjadi tuan rumah G20 berikutnya, di tengah bayang-bayang hubungan yang semakin renggang dengan Pretoria.





































