Depok (3/11/2025) – Wali Kota Depok, Supian Suri, membuka secara resmi Depok Literacy Fest (DLF) 2025 yang berlangsung di Depok Open Space (DOS) II, Senin (03/11/25). Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa literasi memiliki peran penting sebagai pondasi utama dalam menciptakan generasi yang cerdas, berkarakter, dan berdaya saing di masa depan.
“Literasi bukan sekadar kegiatan membaca, tetapi investasi berharga bagi anak-anak bangsa, terutama generasi muda Kota Depok. Semangat untuk menguatkan budaya literasi ini harus terus kita gerakkan,” ungkapnya kepada berita.depok.go.id usai membuka kegiatan tersebut.
Pria yang akrab disapa Bang Supian itu mengungkapkan, tingkat literasi di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara lain. Kondisi ini, menurutnya, juga tampak di berbagai daerah termasuk Kota Depok. Ia menyoroti adanya fenomena paradoks: minat baca menurun sementara ketergantungan terhadap gawai justru meningkat tajam.
“Anak-anak bisa berjam-jam memegang ponsel, bahkan sampai tujuh jam sehari. Semakin sering berinteraksi dengan gadget, semakin berkurang minat membaca mereka. Ini menjadi tantangan besar bagi kita semua,” jelasnya.
Bang Supian menambahkan, kebiasaan tersebut tidak hanya dialami oleh anak-anak, tetapi juga kalangan dewasa. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh masyarakat Depok untuk menumbuhkan budaya membaca, baik melalui buku fisik maupun media digital.
“Tingkat literasi di setiap kota berpengaruh langsung terhadap kualitas kecerdasan bangsa. Karena itu, membangun budaya literasi berarti membangun masa depan generasi hebat,” ujarnya.
Lebih jauh, ia menyinggung perbedaan antara membaca buku digital dan buku fisik. Berdasarkan kajian yang ia ketahui, membaca dari buku fisik cenderung memberikan pemahaman dan daya ingat yang lebih kuat.
“Coba bandingkan sendiri, membaca lewat layar dan membaca langsung dari buku. Biasanya, yang dibaca dari buku lebih mudah diingat,” tutur Bang Supian dengan senyum.
Meski begitu, ia menilai bahwa di era digital, keduanya tetap penting untuk dimanfaatkan secara seimbang. “Kalau keduanya dibaca, mudah-mudahan dua-duanya semakin diingat. Yang terpenting semangat literasi jangan pernah padam,” imbuhnya.
Menutup sambutannya, Bang Supian berharap Depok Literacy Fest tidak hanya menjadi kegiatan seremonial tahunan, tetapi menjadi gerakan berkelanjutan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
“Semoga semangat literasi ini menjadi bagian dari perjalanan kita menuju Depok Maju, Jawa Barat Istimewa, dan Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.



































