Depok (30/10/2025) – Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI menggelar Annual International Conference on Islam, Science and Society (AICIS+) 2025, Rabu (29/10/25). Acara pembukaan berlangsung di Gedung Rektorat UIII Depok, menandai dimulainya forum internasional yang mempertemukan para cendekiawan Muslim dari berbagai negara.
Konferensi tahunan ke-24 ini mengangkat tema besar seputar peran Islam dalam menjawab krisis kemanusiaan dan tantangan global, dengan menghadirkan 12 pembicara internasional dari delapan negara, yaitu Malaysia, Australia, Indonesia, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Inggris, Singapura, dan Prancis.
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Phil Kamaruddin Amir, menyampaikan bahwa tema AICIS+ tahun ini sangat relevan dengan dinamika dunia modern. Menurutnya, forum ini menjadi wadah penting untuk menggali bagaimana nilai-nilai Islam dapat menjadi bagian dari solusi terhadap berbagai persoalan global.
“Kami ingin melihat bagaimana Islam mampu berperan secara nyata dalam menghadapi isu-isu kemanusiaan, kebangsaan, dan lingkungan. Misalnya, dalam konteks mitigasi perubahan iklim, kita bisa menggunakan pendekatan ekoteologi sebagai dasar berpikir dan bertindak,” ujarnya saat memberikan keterangan pers.
Kamaruddin menegaskan, AICIS+ tidak hanya berfungsi sebagai forum diskusi akademik, tetapi juga menjadi sarana aktualisasi nilai-nilai keagamaan untuk mewujudkan kemaslahatan global.
“Melalui keyakinan dan ajaran agama, kita bisa melahirkan tindakan nyata yang bermanfaat bagi semua. Menjaga alam dan lingkungan adalah tanggung jawab bersama, dan itu adalah bentuk ibadah sekaligus kepedulian global,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa seluruh hasil penelitian dan gagasan yang disampaikan dalam konferensi ini akan memiliki dampak berkelanjutan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Setiap makalah yang dipresentasikan akan dipublikasikan di jurnal internasional bereputasi, agar dapat menjadi rujukan bagi masyarakat akademik dan pembuat kebijakan di seluruh dunia.
“Dampak konkret dari AICIS+ bisa beragam — dari gerakan tanam pohon yang menginspirasi masyarakat untuk menjaga lingkungan, hingga penyebaran ide-ide besar melalui publikasi ilmiah yang menjangkau global,” tuturnya.
Selain itu, Kementerian Agama mendorong agar konferensi ini menjadi pijakan untuk memperkuat kolaborasi riset lintas negara dan lintas disiplin ilmu.
“Riset kolaboratif adalah wajah baru dari pencarian ilmu pengetahuan di masa depan. Ini sudah mulai kita lakukan dan akan terus dikembangkan,” tegasnya.
Sebagai informasi, AICIS+ ke-24 akan berlangsung selama tiga hari, mulai 29 hingga 31 Oktober 2025, di kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Kota Depok.
 
                
 
		




































