Anak-anak Pekerja Migran Siap Hadapi Tantangan Digital

9

Hariandepok.id | Senin, 23 Juni 2025 – Era digital membawa tantangan besar bagi anak-anak, terutama dalam hal kesehatan mental, interaksi sosial, dan perkembangan kognitif. Sayangnya, sekitar 11,2 juta anak Indonesia harus menghadapi era ini tanpa pendampingan orang tua karena mereka bekerja di luar negeri.

Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Al-Azhar, Yuherina Gusman, mengungkapkan bahwa mayoritas anak pekerja migran diasuh oleh kakek-nenek atau orang tua yang kurang memahami teknologi. Mereka cenderung hanya memenuhi kebutuhan dasar anak, tanpa memberi cukup perhatian pada perkembangan emosional dan literasi digital.

Untuk itu, Universitas Al-Azhar bersama Taiwan Foundation for Democracy dan Unimig Indonesia mengadakan pelatihan literasi digital bagi 50 anak usia 15–18 tahun di Lombok Timur, NTB, pada 21–22 Juni 2025. Anak-anak dibekali pengetahuan tentang penggunaan media sosial yang aman, pembuatan konten digital dengan Canva dan Capcut, serta teknik mindful journaling sebagai cara sehat mengekspresikan emosi.

Pelatihan ini juga menghadirkan Azis Malik, Direktur Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (Paham) Jakarta) yang menjelaskan UU ITE dan risiko kejahatan digital seperti cyberbullying, hoaks, dan eksploitasi daring.

Yuherina menegaskan bahwa perhatian pemerintah masih terlalu fokus pada ekonomi pekerja migran, dan kurang terhadap anak-anak mereka. Padahal, mereka adalah generasi penerus bangsa yang perlu dilindungi dan diberdayakan.

Pelatihan ini diharapkan menjadi langkah awal yang dapat direplikasi secara nasional untuk mendukung lebih banyak anak-anak pekerja migran menghadapi era digital dengan aman dan percaya diri.

Komentar

komentar

BAGIKAN