Aksi Nyata Pemkot Depok Atasi Masalah Sampah! Dua Insinerator Baru, 20 Ton Sampah Terolah Setiap Hari

144
Dua unit incenerator di TPS Merdeka, Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. (MONICA REISTIE/RADAR DEPOK)

Hariandepok.id | Kamis (31/10/2024) – Pemkot Depok terus berupaya mengatasi permasalahan sampah yang sampai saat ini masih menjadi momok nyata. Pengadaan incenerator yang digadang-gadang bisa mengurangi sampah di hulu hingga 20 ton, saat ini sudah mencapai progres 90 persen.

PJ Sekda Kota Depok, Nina Suzana menuturkan, sampah masih menjadi masalah yang kompleks di masyarakat, terutama dengan volume yang terus meningkat setiap hari.

“Sampah kita ini kan sudah overload. Makanya kita terapkan juga penanganan di hulu untuk mengurangi beban di hilir,” kata Nina Suzana.

Dia mengajak masyarakat untuk aktif berpartisipasi melalui program bank sampah yang fokus pada pemilahan sampah. Selain itu, penggunaan maggot untuk penguraian sampah organik dan biokompos juga menjadi solusi inovatif yang dipromosikan.

“Jadi itu, dicoba sampah-sampah organik dimasukan kedalam biopori di masing-masing rumah tangga. Ini sangat efektif kalau semua rumah tangga melakukan itu,” ucap Nina Suzana.

Nina Suzana mengatakan, setiap orang menghasilkan sekitar 0,5 kg sampah setiap hari. Dengan total produksi sampah mencapai 1,3 ton per hari. Melalui program pengolahan sampah yang sedang dirintis, diharapkan dapat mengurangi jumlah sampah hingga 200 ton atau bahkan 300 ton.

“Tadi saya bilang tidak gampang, sedang kita rintis, kita jajaki dengan pihak ke ketiga, tentunya yang menguntungkan pemerintah dan sesuai dengan anggaran,” tambah Nina Suzana.

Baca juga  Catat! Bursa Kerja Depok 2024 Diselenggarakan Pada 29 dan 30 Juli 2024 di Detos

Terkait alat incenerator yang saat ini sedang dikembangkan, dia mengungkapkan bahwa alat tersebut telah tersedia di Jalan Merdeka, Kecamatan Sukmajaya dan mampu menghancurkan sampah hingga 20 ton per hari.

“Sudah ada dua unit disana dan sudah dipasang juga,” beber Nina Suzana.

Alasan pemilihan Kecamatan Sukmajaya sebagai letak pertama alat incenerator di Kota Depok adalah menimbang kepadatan penduduk di Sukmajaya cukup besar. Selain itu, terdapat beberapa TPS yang berdekatan sehingga bisa menuntaskan permasalahan sampah di wilayah tersebut.

“Karena komplek pemukiman yang padat. Kita mau satu titik tuntas. Misalnya TPS Sadewa mudah mudahan bisa tuntas juga dengan alat ini,” sambung Nina Suzana.

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok, Abdul Rahmam mengungkapkan, pembangunan insenerator untuk pengelolaan sampah sudah mencapai tahap akhir dan saat init progres pekerjaan mencapai hampir 90 persen dengan pagu senilai Rp 8,78 miliar.

“Semua alatnya sudah siap, sudah terpasang,” tutur Abdul Rahman.

Salah satu aspek penting dari insenerator ini adalah penggunaan bahan bakar. Dalam hal ini, proyek akan menggunakan CNG (Compressed Natural Gas) sebagai sumber energi.

Baca juga  Depok Jemput Bola KTP-El Untuk Disabilitas

“Nah ini, karena incenerator bahan bakarnya gas alam, kita masih dalam proses pemasangan alatnya dan nanti akan berkontrak juga dengan pihak LPG,” ujar Abdul Rahman.

Dia mengungkapkan, walaupun akhir kontrak pengadaan incenerato hingga 10 Desember 2024, Abdul Rahman berencana melaunching incenerator sebelum 10 November 2024. Kendati demikian, keputusan launching tergantung oleh persetujuan dari Walikota Depok.

“Saya lapor dulu ke pimpinan. Nanti kalau sudah ready semua, baru minta waktu,” ucap Abdul Rahman.

Dalam pengoperasian insenerator, semua jenis sampah dapat dimasukkan, namun terdapat penekanan pada pentingnya pemilahan.

“Jadi nanti sampah yang kita bakar itu adalah sampah yang benar-benar residu yang low value,” kata Abdul Rahman.

Selain itu, fungsi pemilahan sampah juga untuk mengurangi kadar air. Sampah yang dipilih dan dikeringkan akan meningkatkan volume pembakaran, sehingga proses menjadi lebih efisien. Pembakaran sampah kering jauh lebih cepat dibandingkan dengan sampah basah, memungkinkan pengelolaan yang lebih optimal.

“Nah makanya nanti kalau kita mau milah sampahnya, seperti komunitas atau warga Sukmajaya yang melakukan bisa optimal. Selain itu sampah plastik atau kaleng itu juga bernilai ekonomis,” beber Abdul Rahman.

Baca juga  Hujan Deras dan Angin Puting Beliung Melanda 3 Wilayah di Kota Depok

Kapasitas insenerator dirancang untuk membakar antara delapan hingga 10 ton sampah per hari. Dengan pemilahan yang baik, potensi kinerja incenerator hingga maksimal sangat memungkinkan.

“Dari dua alat yang ada sekarang, sehari bisa membakar sampah sampai 20 ton. Syukur-syukur nanti TPS Cimanuk dan Sadewa juga bisa memanfaatkan itu,” ujar Abdul Rahman.

Abdul Rahman mengonfirmasi bahwa proses pembakaran sampah akan dilakukan setiap hari kerja, yaitu Senin sampai Jumat selama delapan jam. Rencananya, jika operasi harian berjalan efektif, akan dipertimbangkan untuk menambah shift menjadi dua.

“Intinya saat ini kita hanya menunggu pemasangan gas untuk memulai uji coba pembakaran,” sambung Abdul Rahman.

Lebih lanjut, dia menuturkan, untuk setiap unit insenerator, dibutuhkan lima orang operator sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan. Setelah proses commissioning dan pelatihan operator selesai, insenerator akan mulai beroperasi.

“Ya tapi kalau dari warga sekitar ingin terlibat disana dalam proses pemilahan sampah dipersilahkan. Seperti tukang gerobak atau pemulung ingin memilah disana boleh. Tapi kalau teknisi operator hanya lima,” tandas Abdul Rahman.***

Komentar

komentar