Hariandepok.id | Jum’at (22/11/2024) — Debat ketiga Pilkada Depok yang berlangsung pada Kamis (21/11/2024) di Jakarta Global University, Sukmajaya, menyoroti isu komunikasi antara pemerintah daerah, pusat, dan provinsi.
Dalam sesi saling tanya jawab, Paslon 02, Supian Suri, mempertanyakan pola komunikasi yang dibangun oleh Paslon 01 selama menjabat.
“Komunikasi penting dalam pemerintahan. Pola komunikasi seperti apa yang akan dibangun dengan pemerintah pusat dan provinsi agar Depok mendapat perhatian dalam alokasi anggaran untuk menyelesaikan berbagai permasalahan,” ujar Supian.
“Selama menjabat Pak Imam membangun kecamatan saja,” tambahnya.
“Pak Sekda sepertinya tidak tahu tentang skala prioritas pembangunan. Katanya kecamatan harus diperhatikan, tetapi masa membangun kecamatan tidak boleh?” kata Imam menanggapi hal tersebut.
Imam juga menambahkan bahwa selama ini komunikasi dengan pemerintah pusat sudah terjalin baik, dengan beberapa proyek besar seperti underpass Dewi Sartika dan pengelolaan TPS Cipayung sebagai bukti nyata.
Supian kemudian menanggapi dengan mengkritik pola komunikasi yang dianggapnya kurang optimal, mengacu pada sebuah insiden.
“Buktinya, pada 8 Januari 2024 saat Presiden dan Menteri hadir meresmikan Tol Cijago sesi 2 di Limo, Pak Wali Kota tidak hadir dan tidak mendelegasikan Sekda. Malah yang diutus Kepala Dinas Perhubungan. Bagaimana kita bisa membangun komunikasi yang bagus?,” sindir Supian yang saat ini juga menjabat sebagai Sekda Kota Depok.
Imam membalas kritik tersebut dengan menekankan bahwa komunikasi tidak hanya tanggung jawab pimpinan.
“Lucu juga seorang Sekda diutus malah mengeluh. Padahal komunikasi itu bukan hanya dibangun oleh pimpinan, tetapi harus melibatkan semua pihak,” ucap Imam menyinggung.
“Ibarat kacang lupa kulitnya. Bukan sekadar berterima kasih, orang yang diberi jabatan malah menghina pimpinan,” tegas Imam.
Dengan pembahasan yang cukup panas pada isu ini, warga Depok diharapkan dapat menilai dan menentukan pilihan berdasarkan visi yang ditawarkan.