Warga Sawangan Desak Pelebaran Jalan Raya, Anggap Lebih Mendesak daripada Pembangunan Stadion Internasional Depok

6

Depok (16/10/2025) – Kemacetan di sepanjang Jalan Raya Sawangan, Kota Depok, semakin hari kian memprihatinkan. Kondisi ini membuat warga mendesak agar rencana pelebaran jalan segera direalisasikan, dibandingkan dengan wacana pembangunan stadion bertaraf internasional yang tengah mencuat.

Bagi warga, kebutuhan akan jalan yang lebih luas dan lancar jauh lebih mendesak dibandingkan proyek besar seperti stadion. Mereka menilai kemacetan di jalur utama Sawangan telah berdampak langsung terhadap aktivitas harian, baik ekonomi maupun sosial.

Muhammad Hasbani, warga setempat, mengaku kemacetan kini sudah sampai pada titik yang mengganggu aktivitas masyarakat.
“Macetnya luar biasa, apalagi di jam berangkat dan pulang kerja. Kadang jarak cuma dua atau tiga kilometer bisa habis setengah jam,” ujarnya, Kamis (16/10/25).

Ia menuturkan bahwa sejak 2024 sudah ada tanda-tanda rencana pelebaran jalan, mulai dari pengukuran hingga pendataan lahan oleh petugas. Namun hingga kini, realisasinya belum terlihat jelas.
“Harapannya jangan cuma janji. Kalau mau diperlebar, lakukan dengan adil, jangan sampai ada warga yang dirugikan,” tambahnya.

Hasbani menegaskan bahwa pelebaran jalan jauh lebih urgen dibandingkan stadion internasional. Menurutnya, kelancaran lalu lintas akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi warga.
“Kalau jalan lancar, ekonomi juga ikut bergerak. Stadion bisa nanti, tapi kemacetan ini sudah terlalu lama dibiarkan,” tegasnya.

Pandangan serupa juga disampaikan oleh Muamar, warga lain yang sering melintasi Jalan Raya Sawangan. Ia mengaku kemacetan terjadi hampir sepanjang hari, bahkan di akhir pekan.
“Sekarang macetnya nggak bisa ditebak, pagi sampai malam bisa padat. Kami harap pelebaran jalan segera dilakukan supaya warga nyaman berkendara,” ucapnya.

Menurut Muamar, wacana pembangunan stadion berskala internasional justru terasa tidak tepat waktu. Ia menilai, pemerintah seharusnya fokus pada persoalan mendasar yang benar-benar dirasakan masyarakat.
“Kita masih berkutat dengan macet, sampah, dan banjir. Tapi yang dibahas malah stadion besar yang manfaatnya belum jelas untuk warga,” katanya.

Ia menambahkan, pemerintah sebaiknya mendengarkan aspirasi masyarakat yang paling terdampak.
“Prioritaskan hal-hal yang langsung dirasakan warga. Masalah kemacetan dan pengelolaan sampah itu nyata dan dirasakan setiap hari,” tuturnya.

Sementara itu, Fatih Fauzan, pengguna jalan yang setiap hari melewati kawasan tersebut, mengaku sudah lama mendengar kabar pelebaran jalan, tetapi tak kunjung terealisasi.
“Rencana pelebaran itu sudah bertahun-tahun dibicarakan. Tapi kalau lihat kondisi di lapangan, banyak bangunan berdempetan di pinggir jalan, jadi butuh penataan besar-besaran,” katanya.

Fatih juga mempertanyakan wacana pembangunan stadion internasional yang menurutnya tidak lahir dari aspirasi masyarakat.
“Warga mana yang minta stadion besar? Banyak yang justru berharap fasilitas olahraga yang sudah ada seperti Lapangan Merpati atau Kukusan diperbaiki saja,” ujarnya.

Ia pun mengingatkan agar pemerintah lebih bijak dalam menentukan prioritas pembangunan.
“Jangan sampai masyarakat merasa diabaikan. Dengarkan dulu suara warga sebelum meluncurkan proyek besar,” tegasnya.

Warga Sawangan berharap agar proyek pelebaran Jalan Raya Sawangan yang sudah lama dinantikan segera direalisasikan dengan cara yang transparan dan berpihak pada kepentingan masyarakat.

Di tengah wacana besar tentang pembangunan stadion internasional, suara warga menjadi pengingat bahwa pembangunan yang sejati seharusnya berangkat dari kebutuhan paling mendasar masyarakat.

Komentar

komentar

BAGIKAN